Selasa, 05 April 2011

I Love You Bapak Mamak

“Pernahkan kamu bilang sayang pada orang tuamu? Kapan terakhir kali kamu bilang sayang pada orang tuamu?”

Sering mendapat pertanyaan diatas?? Bisa jawab?? Saya pribadi ga bisa jawab pertanyaan itu!!! Kalau ada yang baca ini pasti heran, kok bisa ya?? Ya bisa aja buktinya saya dan kakak-kakak saya,,, hahaha...

Saya lahir sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara. Perempuan semua!! Sebenarnya saya anak keempat, tapi kakak pertama saya (yang perempuan juga) meninggal dunia saat masih bayi. Kami semua memang tidak pernah bilang sayang pada orang tua secara langsung. Aneh, canggung, malu, mungkin semua perasaan itu bercampur bila kami dipaksa melakukannya (bukan berarti kami ga sayang lho). Tidak biasa atau tidak dibiasakan oleh Bapak dan Mamak (begitu kami memanggil). Hal ini mungkin disebabkan latar belakang mereka yang tidak dekat dengan orang tua mereka. Saya tidak tau banyak cerita hidup mereka, hanya garis besarnya saja^^.

Bapak, lahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara (semua laki-laki). Orang tuanya bercerai dan masing-masing menikah lagi. Bapak tidak ikut salah satu dari mereka tetapi orang lain (kalau ga salah pedagang gitu). Karena ikut orang lain inilah, Bapak ga dekat dengan orang tuanya. Seingat saya waktu kecil hanya sewaktu lebaran saja kami ke rumah Datuk (ayah Bapak), itupun hanya datang salaman, ngobrol sebentar, pulang! Sedangkan kalau Papuq (ibu Bapak), setahun sekali waktu lebaran bertemu, itupun kalau ketemu! Saya bahkan ga sadar kalau beliau nenek saya! Ada kejadian yang menurut orang pasti aneh. Saat papuq meninggal, kami datang melayat. Tiba-tiba saat suasana sedang sepi, ada seorang cewek yang datang menangis hebat. Saat saya tanya Bapak siapa orang itu dengan santainya beliau menjawab ”anaknya mungkin”. Saya bertanya lagi ”Bapak ga sedih Papuq meninggal?” dan jawabannya.....”ga”. Mungkin orang lain akan menganggap Bapak saya anak durhaka, tapi saya yakin Bapak punya alasan. Beliau tetap memperhatikan ibunya walaupun mungkin yang ia lakukan sebatas sebagai tanggung jawab anak terhadap ibunya.
 ini Bapak saya^^

Mamak, lahir sebagai anak ketiga dari lima belas bersaudara (bisa bikin kesebelasan plus cadangannya!!). Walaupun Mbah Kung dan Mbah Putri tidak bercerai, tetapi dengan adik yang sekian banyak itu, Mamak harus ikut dengan orang lain untuk bantu-bantu. Mbah Kung meninggal dunia saat saya masih berusia lima bulan. Mamak pun membantu Mbah Putri membiayai adik-adiknya. Dengan adik yang banyak inilah mungkin yang menyebabkan Mamak tidak dekat dengan orang tuanya. Dibandingkan dengan keluarga  Bapak, kami lebih dekat dengan keluarga Mamak. 
 Sumringah banget si mamak

Bapak, orangnya cenderung pendiam tapi jangan sampai bikin beliau marah. NGERI!!!. Mamak, orangnya cenderung cerewet, sering ngomel (biasalah ibu-ibu). Seingat saya, Bapak dan Mamak tidak pernah menyuruh kami selalu belajar (mengingatkan iya...), tidak memaksa untuk mengikuti les ini atau les itu. Mereka juga bukan tipe orang tua yang mengucapkan sayang secara langsung pada anaknya, tapi melalui tindakan dan perhatian mereka, kami tahu bahwa mereka sayang pada kami. Karena hal inilah, kammi juga tidak pernah mengucapkan kata sayang secara langsung kepada mereka. Tetapi dalam doa kami selalu menginginkan yang terbaik untuk mereka.

”I Love You Bapak, Mamak....”